Allahu akbar Allahu akbar
Laailahaillah wallahu akbar
Allahu akbar walillahil hamd
Alhamdulillah ya Allah atas kedatangan Syawal. Selamat tinggal Ramadhan. Moga aku bisa bertemu mu kembali. Perkenankan ya Allah!
Alhamdulillahi 'ala maa hadanawalahus syukr 'ala maa aulana.
Syawal tahun ini bertepatan dengan kedatangan musim dingin. Kulihat seorang anak kecil berusia 6 tahun memandang ke langit sambil menadah kedua tangannya. Satu, dua, tiga......titis-titis airmata mengalir dari pelupuk matanya. Kulihat cahaya cinta kasih dalam matanya. Wajahnya memancarkan keramahan dan kedamaian. Mulutnya kumat kamit….(dia sedang berdoa)
Selimut malam, kelambu langit, semilir angin musim dingin dan lalu-lalang manusia tidak membuatkan anak kecil itu terusik. Dia bercengkerama asyik dengan Kekasihnya. Dia larut berbincang dengan Tuhannya. Ada rasa ingin tahu mengajak aku menghampirinya. Apa gerangan yang dipinta dari Tuhannya itu. Perlahan aku mendekatinya dan dengan kepala tunduk, aku duduk tepat di belakangnya. Dia khusyuk, tak terusik dengan kedatanganku. Dari jarak yang tidak seberapa itu, sayup-sayup aku mendengar sebuah rintihan dari mulut mungil itu, meskipun dihiasai dengan tangisan namun, dengan jelas kudengar suara parau itu.
Sahabat, dengarlah dia merintih, mengadu kepada Kekasihnya;
Setelah dia mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT,
Setelah dia menyampaikan selawat kepada manusia yang paling dicintai oleh ALLAH SWT,
dia mula mengadu kepada Kekasihnya……
Dengarkanlah, wahai Tuhanku...
Lihatlah,
para miskin dan peminta telah berhenti di pintuMU
Para faqir dan papa telah bersimpuh di di hadapanMU
Perahu musafir telah merapat dan berlabuh
di pinggir Keagungan dan KemuliaanMU
Mereka mendendangkan lagu, memujiMU
mengharap agar dapat memasuki
pelantar rahmat dan nikmatMU
Wahai Tuhanku,
sekiranya Engkau tidak mahu mengampuni mereka
dan mengabulkan permintaan mereka
kecuali orang-orang yang telah Engkau sucikan,
lalu, bagaimana dengan mereka
yang tidak segaja kerana kedunguannya
tenggelam dalam samudera dosa dan nista?
Tuhan,
apabila Engkau tidak mahu mengampuni dosa-dosa mereka
kecuali orang-orang yang taat kepadaMU,
lalu, bagaimana dengan mereka
yang telah mengabaikanMU
sementara mereka sama sekali tidak sengaja melupakanMU?
Tuhan,
jika Engkau memang tidak mahu menerima mereka
sebagai tetamuMU
kecuali mereka yang telah menghabiskan waktunya
sibuk beribadah dan memujiMU,
lalu bagaimana dengan manusia
yang telah menghabiskan waktunya
menjauh dariMU
hanya kerana tidak tahu
bagaimana cara beribadah dan memujiMU?
Wahai Tuhanku,
sungguh beruntung mereka
yang telah melelahkan kesempatan
di bulan penuh rahmat ini berzikir,
memuliakan AsmaMU,
merengek-rengek meminta belas-kasihMU
tanpa melupakan nikmat dunia pemberianMU
lalu Engkau mengabulkan semua yang mereka dambakan
Sungguh! mereka telah merdeka
Sungguh! mereka telah lepas dari sambaran panas neraka
Dan Tuhan,
sungguh kami adalah hambaMU yang berlumur dosa
hambaMU yang masih asyik dan mesra melayani bisikan nafsu
lalu melupakanMU
hambaMU yang selama ini tanpa sengaja
telah mengadukan segala kekurangannya kepada selainMU
Sungguh! kami adalah manusia yang rugi
Sungguh! kami lupa bahawa di bulan ini
sebenarnya Engkau telah membuka pintu rahmatMU
lalu Engkau dengan kasih dan sayangMU
telah mempersilakan kami masuk ke altar suciMU
dan menerima kami sebagai tamu agungMU
dan...
sekarang kami baru sedar
setelah bulan hidangan itu berlalu
dan Engkau sesungguhnya telah menjamu kami
dengan sebaik-baik hidangan.
Tuhan,
ampunilah kami..
ampunilah kami..
ampunilah kami..
ampunilah kami...
ampunilah kami....
ampunilah kami...
ampunilah kami....
ampunilah kami....
ampunilah kami....
ampunilah kami....
Tiba-tiba kulihat anak kecil itu tidak berkumit lagi. Sungguh, dia adalah tetamu kecil Tuhannya.. Ilahi ampunilah kami...
Selimut malam, kelambu langit, semilir angin musim dingin dan lalu-lalang manusia tidak membuatkan anak kecil itu terusik. Dia bercengkerama asyik dengan Kekasihnya. Dia larut berbincang dengan Tuhannya. Ada rasa ingin tahu mengajak aku menghampirinya. Apa gerangan yang dipinta dari Tuhannya itu. Perlahan aku mendekatinya dan dengan kepala tunduk, aku duduk tepat di belakangnya. Dia khusyuk, tak terusik dengan kedatanganku. Dari jarak yang tidak seberapa itu, sayup-sayup aku mendengar sebuah rintihan dari mulut mungil itu, meskipun dihiasai dengan tangisan namun, dengan jelas kudengar suara parau itu.
Sahabat, dengarlah dia merintih, mengadu kepada Kekasihnya;
Setelah dia mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT,
Setelah dia menyampaikan selawat kepada manusia yang paling dicintai oleh ALLAH SWT,
dia mula mengadu kepada Kekasihnya……
Dengarkanlah, wahai Tuhanku...
Lihatlah,
para miskin dan peminta telah berhenti di pintuMU
Para faqir dan papa telah bersimpuh di di hadapanMU
Perahu musafir telah merapat dan berlabuh
di pinggir Keagungan dan KemuliaanMU
Mereka mendendangkan lagu, memujiMU
mengharap agar dapat memasuki
pelantar rahmat dan nikmatMU
Wahai Tuhanku,
sekiranya Engkau tidak mahu mengampuni mereka
dan mengabulkan permintaan mereka
kecuali orang-orang yang telah Engkau sucikan,
lalu, bagaimana dengan mereka
yang tidak segaja kerana kedunguannya
tenggelam dalam samudera dosa dan nista?
Tuhan,
apabila Engkau tidak mahu mengampuni dosa-dosa mereka
kecuali orang-orang yang taat kepadaMU,
lalu, bagaimana dengan mereka
yang telah mengabaikanMU
sementara mereka sama sekali tidak sengaja melupakanMU?
Tuhan,
jika Engkau memang tidak mahu menerima mereka
sebagai tetamuMU
kecuali mereka yang telah menghabiskan waktunya
sibuk beribadah dan memujiMU,
lalu bagaimana dengan manusia
yang telah menghabiskan waktunya
menjauh dariMU
hanya kerana tidak tahu
bagaimana cara beribadah dan memujiMU?
Wahai Tuhanku,
sungguh beruntung mereka
yang telah melelahkan kesempatan
di bulan penuh rahmat ini berzikir,
memuliakan AsmaMU,
merengek-rengek meminta belas-kasihMU
tanpa melupakan nikmat dunia pemberianMU
lalu Engkau mengabulkan semua yang mereka dambakan
Sungguh! mereka telah merdeka
Sungguh! mereka telah lepas dari sambaran panas neraka
Dan Tuhan,
sungguh kami adalah hambaMU yang berlumur dosa
hambaMU yang masih asyik dan mesra melayani bisikan nafsu
lalu melupakanMU
hambaMU yang selama ini tanpa sengaja
telah mengadukan segala kekurangannya kepada selainMU
Sungguh! kami adalah manusia yang rugi
Sungguh! kami lupa bahawa di bulan ini
sebenarnya Engkau telah membuka pintu rahmatMU
lalu Engkau dengan kasih dan sayangMU
telah mempersilakan kami masuk ke altar suciMU
dan menerima kami sebagai tamu agungMU
dan...
sekarang kami baru sedar
setelah bulan hidangan itu berlalu
dan Engkau sesungguhnya telah menjamu kami
dengan sebaik-baik hidangan.
Tuhan,
ampunilah kami..
ampunilah kami..
ampunilah kami..
ampunilah kami...
ampunilah kami....
ampunilah kami...
ampunilah kami....
ampunilah kami....
ampunilah kami....
ampunilah kami....
Tiba-tiba kulihat anak kecil itu tidak berkumit lagi. Sungguh, dia adalah tetamu kecil Tuhannya.. Ilahi ampunilah kami...
Tiada ulasan:
Catat Ulasan