Malam tadi anak-anak semua tak boleh tidur. Keluar masuk bilik macam tercari2 sesuatu. Abang Ngah Hasan asyik saja menyebut abah dah balik walaupun sudah berulangkali aku beritahunya abah balik lama lagi....
Zahra pun begitu, terpejam kemudian terjaga terpejam dan terjaga.....tiba-tiba dia bangun dan mengambil handphone ku dan memberi kepada ku sambil menyebut abah, abah.....kesian pulak tengok anak2 mencari abah.
Husin juga merindu tapi sebab dia dah temankan abah ke airport jadi dia dah tahu abah pergi tempat jauh naik kapal terbang. Hasan pula cakap "abah naik helikopter nyer"!!!
Haura macam biasa tetap maintain, cuma bangunnya diganggu kakak dan abang yang bingit2 bising di dalam bilik. Takde lah pulak aku nak marah....biarkan lah mereka.....
Ternyata kehilangan sesuatu adalah ni'mat yang ditarik dan mungkin juga suatu sebab untuk seseorang belajar sampai ketahap makam sabar.
"Rasa Kehilangan hanya akan ada…Jika kita pernah merasa memilikinya" Sesungguhnya apa yang kita punya dan apa yang kita ada di sisi harus dan wajib kita jagai dan kasihi. Seorang ayah misalnya mempunyai anak2 dan isteri yang sering saja bekerja, berhobi, ber apa saja sehingga lupakan anak dan isteri di rumah adalah contoh mereka yang memiliki keluarga tetapi tidak mampu dan tidak endah kan mereka, Sayang memang sayang tapi tidak cukup hanya punya perasaan sayang tapi tidak ditunjuk. Kita ibarat Firaun yang memilki sesuatu tetapi jauh untuk berterima kasih. Nanti bila Tuhan tarik nanti mendapat laknat pulak. Maka , apa yang kita miliki seperti wang, isteri, suami , anak , ibubapa, adik, kakak , abang , kawan-kawan, kerja dan sebagainya adalah hanya ni'mat yang sementara. Di dalam kitab sering dijelaskan bahwa semua itu hanya barang titipan, akan diambil bila-bila masa sahaja.
Dalam lagu Pocahontas "colors of the wind"....."you think you own whatever land you land on. The earth is just a dead thing you can claim"….
Atau dalam puisi Kahlil Gibran: "Anakmu bukan milikmu, mereka adalah putra-putri sang hidup yang rindu pada diri sendiri. Lewat engkau mereka lahir, namun tidak dari engkau. Mereka ada padamu, tapi bukan hakmu". Sekali lagi benar, tidak ada satupun dari yang kita miliki sekarang yang sebenar-benarnya adalah milik kita.
Namun tetap, kita hanya manusia. Manusia…jika dia tidak merasa memilikinya maka dia tidak akan pernah mempertahankannya. Manusia, jika tidak merasa memilikinya maka dia tidak akan lagi merasa rindu oleh karenanya.
Saya teringat satu blog yang menulis :
Mungkin itulah sebabnya ada peribahasa "beribadahlah engkau seakan-akan ini hari terakhirmu hidup di dunia. Dan bekerjalah engkau seolah-olah kau akan hidup selamanya". Logikanya kalau kita mencintai hidup, maka berjuanglah untuk hidup. Tapi jangan lupa, nak…kau isi hidup itu dengan sebaik-baiknya karena sewaktu-waktu bolehlah sang pemilik hidup serta waktu memintamu kembali dan mempertanggung jawabkan kesempatan yang sudah diberikan padamu. Rumit?!, memang….Mari kita buat lebih mudah. Semua yang ada di dunia, baik yang hidup maupun yang mati tujuannya adalah untuk beribadah kepada Allah. Senyum, bercinta, melahirkan, semuanya adalah ibadah. Jadi jika kita ingin dianggap wujud, maka mau tidak mau kita harus selalu menyatakan bahwa kita ADA. Oleh karenanya mari-mari kita berusaha beribadah sebaik-baiknya, hasil akhir serahkan saja pada Tuhan.
Maka biar Tuhan tahu bahwa kita salah satu hambanya yang selalu bersyukur.
Rasa tidak puas, rindu, dan rasa kehilangan hanya muncul saat harapan kita tidak terpenuhi.Saat hal-hal yang dititipkan pada kita, diambil lagi oleh pemiliknya. Lalu apakah sebutan bagi usaha kita menanti saat-saat ajaib itu? "SABAR dan IKHLAS",
Namun memang demikianlah adanya. Saya pun berharap rasa rindu ini, rasa kehilangan ini, dapat terbayar lunas. Dengan penuh rasa hormat, manusia bersabar, ikhlas, dan setia kerana mempunyai harapan, begitulah seterusnya. Benang merah harapan, usaha, sabar, dan ikhlas selalu memutar roda kehidupan. Tapi kita juga harus tahu, sabar disini adalah sesuai kemampuan. Sebagai contoh: kalau kita tidak boleh bersabar atas kekasaran suami atau pasangan, kenapa pula semua itu harus dipertahankan. Jangan sampai kesabaran yang tidak masuk akal membuat hidup kita sia-sia. Namun tetap pilihan ada di tangan masing-masing kita. Sekali mengambil keputusan jangan pernah merasa menyesal karenanya….
Menunggu mesti ada keputusannya sehingga akhir. Menunggu sampai batas waktu yang telah ditetapkan, berharap rasa kehilangan yang menghimpit ini dapat segera diatasi. Saya pun masih berusaha.
Dan saya sedang menunggu......